Minggu, 02 Maret 2014

LINIMENTUM

LINIMENTUM

Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental yang mengandung analgetik dan zat yang memiliki sifat rubefacient untuk menghangatkan, dan digunakan sebagai aplikasi topikal.
Pada pembuatan sediaan linimentum ini, pertama yang dicampurkan adalah oleum ricini dan oleum cocos. Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih dan berfungsi sebagai zat tambahan. Sedangkan oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Kedua zat ini berbasis minyak, sehingga tidak dapat larut dengan zat aktif (sulfur praecipitatum) sehingga diperlukan zat pembawa yaitu gom. Pada penggunaan ini, gom arab digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau viskositas (pengental), penstabil, dan pengemulsi.
Tahap selanjutnya yaitu penambahan air kemudian diaduk dengan cepat. Pengadukan yang cepat ini dilakukan agar dapat terbentuk corpus emulsi. Jika pengadukan kurang cepat maka sulit terbentuk CE dan larutan tidak menyatu. Setelah terbentuk CE, ditambahkan gliserin sedikit demi sedikit; aduk perlahan lalu tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk cepat searah sampai terjadi perubahan fase dari air dalam minyak menjadi minyak dalam air (lebih encer).
Langkah selanjutnya yaitu pencampuran air dengan gom hingga terbentuk mucilago. Mucilago merupakan masa yang kental seperti getah; termasuk serat yang larut air. Kemudian ditambahkan sulfur praecipitatum, 5 ml aqua; aduk hingga homogen. Larutan tersebut dimasukkan dalam botol dan  ditambahkan air sampai 50 ml. Setelah itu botol ditutup.
Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies, yang digunakan 3 x sehari dan digosokkan perlahan pada bagian yang sakit. Etiket yang digunakan yang berwarna biru dan pada kemasan diberi label kocok dahulu. Belerang endap (sulfur praecipitatum) dalam minyak merupakan sediaan yang aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau dan dapat menimbulkan iritasi.
Mekanisme belerang endap sebagai anti scabies yaitu saat linimentum yang mengandung belerang diaplikasikan, sulfur bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies.
Scabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit Sarcoptes scabiei. Scabies merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen.
Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah abdomen. Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk atau menggosokkan pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya allergen yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu, adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, juga dapat menyebabkan gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan turun, dan pada akhirnya akan diikuti penurunan berat badan sehingga hewan akan tampak kurus.

0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates