Minggu, 02 Maret 2014

FARMAKOGNOSI

Farmakognosi

A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat

              Perkataan    Farmakognosi    berasal    dari    dua   kata   Yunani    yaitu Pharmakon yang  berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.
              Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :
1.
Obat                      :
Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2.
Obat Jadi               :
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai  nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau  buku- buku lain  yang ditetapkan pemerintah .
3.
Obat Paten            :
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas  nama  si pembuat  atau dikuasakannya  dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
4.
Obat Baru             :
Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik  sebagai   bagian yang berkhasiat maupun yang tidak  berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5.
Obat Tradisional   :
Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari  bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
B. Ruang Lingkup Farmakognosi
              Farmakognosi  adalah  sebagai  bagian  biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga  ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang  diuraikan dalam definisi Fluckiger.  Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya  meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang    seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang  terkandung dalam simplisia  dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh :  Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
              Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.
              Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
              Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
              Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
              Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam skema berikut :
C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi
              Simplisia  harus mempunyai  identitas  botani – zoologi  yang  pasti, artinya  harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana  simplisia tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama –nama tanaman  atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama   daerah, karena satu nama daerah seringkali  berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman  sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum  melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.
D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain 
          Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan  umumnya diramu atau diracik  sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita,  sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi  dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu,  tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.        
           Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin  terdesaknya  kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti  simplisia tidak diperlukan lagi, hanya  tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik  farmasi, Tanpa  adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia  murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya:  serbuk, tablet,  ampul, contohnya:  Injeksi Kinin Antipirin,  Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja  yang dibuat sintetis  sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk mendapatkan kulit kina yang akan  ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis Cinchona yang  tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.
              Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang   lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam  nabati- hewani dan mineral  dalam berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.
E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi
              Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang,  hal  ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria,  yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno  misalnya  Hippocrates  (1446 sebelum  masehi),  seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana,  kelembak, gom   arab, bunga kantil dan lainnya.
              Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku                                   “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,  sedangkan farmakognosi modern  mulai dirintis oleh  Martiuss.  Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk   mengetahui kemurnian simplisia.                  
              Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini  perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
F.           Ejaan Latin
     Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka  terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud, dapat kita lihat pada contoh – contoh  berikut ini :

Huruf atau rangkaian huruf
Dibaca sebagai
Contoh
Diucapkan sebagai
ae
e
Galangae
ga-la-nge


Lobeliae
lo-be-li-e
c
k jika diikuti huruf a, o, u  atau huruf mati
Cacao
ka-ka-o

Cola
ko-la


Curcuma
kur-ku-ma


Fructus                     
Fruk -tus
c  
s  jika diikuti  huruf          e, i, y
Cera    
Se-ra

Citri
Sit-tri


Glycyrrhiza
Gli-si-ri-sa
cc
kk  jika diikuti huruf a , o,  u
Succus
Suk-kus



cc
ks  jika diikuti huruf 
Coccinella            
Kok-si-ne-la

e,  i,  y


ch
kh jika diikuti huruf
Cinchona
Sin-ko-na

hidup


ch
h jika diikuti huruf mati
Strychni 
Strih-ni
eae
e
Dioscoreae
Di-es-ko-re
eu
e  + u
Oleum
O-le-um


Cetaceum
Se-ta-se-um
ff
f
Paraffinum
Pa-ra-fi-num
ie
i..+ ye
Iecoris
Iye-ko-ris
ii
i  + i
Aurantii
Au-ran-ti-i
j
y
Cajuputi
Ka-yu-pu-ti
ll
l
Vanilla
Va-ni-la
mm
m
Gummi
Gu-mi


Ichtammolum
Ih-ta-mo-lum
nh
n
Ipecacuanhae
I-pe-ka-ku-ane
oe
eu
Foeniculi
Feu-ni-ku-li


Asafoetida
A-sa-feu-ti-da
nn
n
Belladonna
Be-la-do-na


Sennae
Se-ne
ph
f
Orthosiphon
Or-to-si-fon
pp
p
hippoglossi
hi-po-glo-si
qu
kw
quercus
kwer-kus
rh
r
rhei
rhizoma
re-i
ri-zo-ma
rr
r
myrrha
mi-ra
sh
sy
shorea
syo-re


purshiana
pur-si-a-na
ss
s
Cassia
ka-si-a
th
t
Mentha
men-ta
tiae
sie
Liquiritiae
li-kwi-ri-sie








Huruf atau rangkaian huruf
Dibaca sebagai
Contoh
Diucapkan sebagai
x
ks jika tertera pada tengah / akhir kata
Pix
p iks

radix
ra-diks


cortex
kor-teks


bixa
bik-sa
x
s jika pada permulaan kata
xanthorrhiza
san-to-ri-za
y
i jika didahului dan / atau diikuti oleh huruf mati
hydrastis
hi-dras-tis

maydis
ma-i-dis
y
y jika diapit oleh 2 huruf hidup
papaya
pa-pa-ya



G.           Tata Nama Latin Tanaman
1.
Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus  dan   perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama  latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya  sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan   huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin   diikuti dengan  singkatan nama ahli botani yang memberikan nama  latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
          Nama ahli botani       Disingkat sbg      Nama tanaman lengkap
Linnaeus                           L                        Oryza sativa  L
De Candolle                      DC                   Strophanthus  hispidus DC                                                                                       
Miller                               Mill                   Foeniculum vulgare Mill
         Houttuyn                         Houtt                  Myristica  fragrans  Houtt
2
Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan,  jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2  dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan  tanda (-) .
 Contoh  : Dryopteris filix – mas
                 Strychnos nux  - vomica
                 Hibiscus rosa - sinensis
3
Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang  bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan  uraian  morfologis tersebut.
H.      Tata Nama Simplisia
               Dalam ketentuan umum  Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama  genus atau  species  nama  tanaman, diikuti  nama  bagian  tanaman  yang digunakan.  Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang           diperoleh dari   beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.         
Contoh   :      
1.
Genus +  nama bagian tanaman        :
Cinchonae Cortex,  Digitalis  Folium,                                         Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma
2.
Petunjuk species +  nama bagian tanaman      :
Belladonnae Herba, Serpylli  Herba,               Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
3.
Genus + petunjuk species + nama bagian tanaman :
Curcuma aeruginosae Rhizoma,                                            Capsici  frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
              Nama spesies       : Cinchona succirubra
              Nama genus         : Cinchona
              Petunjuk species   : succirubra
I.       Tempat Tumbuh                     
         Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya  mempunyai nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :
§   Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan,  sekarang kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
§   Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina,  sekarang sebagian besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro  dekat Madagaskar.
§   Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah asalnya , kepulauan Maluku.
§   Buah Vanili asli dari  Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J.  Beberapa Definisi
1
Simplisia                  :
adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang   belum   mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa  bahan yang telah dikeringkan.
2.
Simplisia nabati      : 
adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman  atau eksudat tanaman.

Eksudat tanaman     :
adalah  isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi  sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat  nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya  dan belum  berupa zat kimia murni .
3.
Simplisia hewani     :
adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau  zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum  berupa zat  kimia murni.
4.
Simplisia mineral    :    ( pelikan)
adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
5.
Alkaloida                 : 
 adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek   fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih  mudah larut dalam air. Contohnya Codein, Papaverin, Atropin
6.
Glikosida     : 
Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai   menjadi satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +    benzaldehida + asam biru ( sianida).
7.
Enzim           :
adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran  ase, seperti : Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi   oleh suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan diatas 600 C akan   mati.
8.
Vitamin        :
adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia   sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9.
Hormon       :
adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang    mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu  atau  keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a.       Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik atau bagian  sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi
b.      Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang dikeluarkan    hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat pengotor lainnya









































































































































































0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates